Filosofi Nama Widyaiswara dalam Majalah SMP Negeri 14 Denpasar


Pemilihan nama “Widyaiswara” sebagai identitas majalah SMP Negeri 14 Denpasar bukanlah tanpa alasan. Nama ini tercetus dari gagasan Kepala Sekolah, I Komang Agus Ugrasena, S.Pd., M.Pd., yang menginginkan agar majalah sekolah memiliki ruh, makna, sekaligus filosofi yang membimbing siswa dalam berkarya.
Secara etimologis, kata “Widya” berarti ilmu pengetahuan, sedangkan “Iswara” berarti Tuhan, pengendali, atau yang utama. Jika digabungkan, Widyaiswara dapat dimaknai sebagai “ilmu pengetahuan yang dipimpin oleh cahaya ketuhanan”. Ilmu bukan sekadar untuk kecerdasan intelektual, tetapi juga harus disinari oleh nilai spiritual, moral, dan dharma, sehingga menjadi bekal hidup yang menyeluruh.
Dalam perspektif Hindu, Widya berkaitan erat dengan Vidya (ilmu sejati) yang membebaskan manusia dari kegelapan (Avidya). Pengetahuan sejati tidak hanya berupa teori, melainkan juga kesadaran, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk mengarahkan diri pada kebenaran. Sedangkan Iswara adalah simbol dari Sang Hyang Widhi Wasa sebagai sumber dari segala ilmu. Maka, Widyaiswara menjadi simbol majalah yang menuntun pembacanya pada pencerahan.
Letak sekolah di Denpasar Timur menambah makna tersendiri. Timur adalah arah matahari terbit, lambang awal yang baru, pencerahan, dan sumber ilmu pengetahuan. Dengan begitu, Widyaiswara mencerminkan semangat yang lahir dari timur untuk menebarkan cahaya ilmu dan kebijaksanaan bagi warga sekolah.
Lebih jauh, Bapak Kepala Sekolah menekankan bahwa tulisan adalah senjata yang lebih kuat daripada peluru. “Dengan peluru kita hanya bisa menembus satu kepala, tetapi dengan tulisan kita bisa menembus jutaan kepala, bahkan lintas zaman,” ungkapnya. Tulisan bukan hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga meninggalkan jejak yang abadi. Seperti ungkapan bijak yang menyebutkan: “Orang boleh mati, tetapi karya tulisnya akan membuatnya hidup selamanya.” Dengan menulis, manusia tidak hanya hidup, tetapi juga bermakna.
Lebih dari sekadar majalah, Widyaiswara juga menjadi wadah kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik sekolah. Di dalamnya terdapat empat divisi utama yang menjembatani potensi dan minat siswa, yaitu:
- Divisi Rubrik – mengasah kemampuan menulis dan menyusun berita/artikel.
- Divisi Broadcasting – melatih keterampilan penyiaran, video, dan konten audio-visual.
- Divisi DKV (Desain Komunikasi Visual) – mengembangkan bakat seni rupa, desain grafis, dan tata visual media.
- Divisi Public Speaking – membina kepercayaan diri siswa dalam berbicara di depan umum.
Dengan kehadiran divisi-divisi ini, Widyaiswara menjadi ruang kolaborasi yang tidak hanya menyalurkan hobi, tetapi juga membentuk keterampilan abad 21: berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, dan berkreasi.
Harapan ke depan, majalah Widyaiswara tidak hanya menjadi media dokumentasi kegiatan sekolah, melainkan juga sumber inspirasi, wadah kreativitas, serta tonggak literasi yang membimbing siswa menuju kehidupan yang cerdas, berkarakter, dan bermakna.