Merakit Mersi: Kreativitas dan Tradisi Bersatu dalam Kebhinekaan


Denpasar, 2025 – Suasana berbeda terasa di SMP Negeri 14 Denpasar sejak akhir Agustus hingga awal September lalu. Dalam rangka menyambut Hari Raya Saraswati, Hari Raya Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Hari Raya Natal, sekolah melaksanakan Projek Kokurikuler Lintas Agama dan Lintas Mapel dengan tema “Merajut Kreativitas, Merawat Tradisi (Merakit Mersi)”.
Kegiatan yang berlangsung dari 28 Agustus hingga 6 September 2025 ini menghadirkan semangat kebersamaan dan kreativitas seluruh siswa. Tidak hanya belajar di kelas, siswa diajak untuk langsung berkarya sesuai tradisi agama masing-masing, sekaligus mengintegrasikan pembelajaran lintas mata pelajaran.
Siswa Hindu, misalnya, menunjukkan kreativitas dengan membuat canang sari, kwangen, pejati, dan gebogan. Sementara itu, siswa laki-laki Hindu berlatih meracik tradisi kuliner khas Bali, seperti base/bumbu genep, base rujak, sambel embe, lawar, serta melestarikan budaya melayangan.
Dari sisi lain, siswa Muslim ikut memeriahkan kegiatan dengan membuat pohon telur sebagai simbol perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tidak ketinggalan, siswa Kristiani menunjukkan semangat kebersamaan dengan membuat pohon Natal.
Menariknya, projek ini tidak hanya fokus pada tradisi agama, tetapi juga dipadukan dengan pembelajaran lintas mapel. Siswa belajar menulis prosedur projek (Bahasa Indonesia), merancang RAB (IPS), membuat karya tradisi sesuai agama (Agama), hingga menyalurkan seni melalui melukis layangan (Seni Budaya).
Kepala SMP Negeri 14 Denpasar, I Komang Agus Ugrasena, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sarana penting untuk menumbuhkan sikap toleransi, gotong royong, sekaligus merawat tradisi. “Melalui projek Merakit Mersi, siswa belajar bahwa keberagaman bukan sekadar perbedaan, melainkan kekayaan yang bisa dirajut bersama dalam kreativitas dan kebersamaan,” ujarnya.
Bagi para siswa, kegiatan ini memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bermakna. Selain memperkuat identitas budaya dan agama masing-masing, mereka juga belajar bekerja sama, menghargai perbedaan, sekaligus melestarikan tradisi yang sudah diwariskan turun-temurun.
Dengan berakhirnya projek Merakit Mersi, SMP Negeri 14 Denpasar berharap semangat toleransi, kreativitas, dan kecintaan terhadap tradisi tetap hidup di hati para siswa, tidak hanya di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.